top of page
Search
  • jessicatarayun

Saul Niguez, Sang Todocampista Sang Raksasa Inggris

Hobi Bola - Satu gol penting dari Saul Niguez menunjang Atletico Madrid taklukkan juara bertahan Liga Champions edisi awal kalinya, Liverpool. Satu pembuktian elok dari Saul yang yang tengah disasar kompetitor Liverpool di Liga Inggris. Kemampuan yang terus diperlihatkan Saul dalam beberapa waktu paling akhir memang bikin club-club seperti Manchester United serta Manchester City berebutan isyarat tangannya. Bahkan juga, Barcelona pula sekarang dikatakan turut dalam arah pemburuan. Saul Niguez memang tumbuh dalam keluarga sepak bola. Ayahnya, Jose Antonio yang lebih diketahui dengan nama Boria, merupakan penyerang unggulan Elche pada medio 1980-an. Tiga anak Boria menuruti jejaknya coba keberuntungan di dunia bal-balan. Mereka merupakan Jonathan (34 tahun/Elche), Aaron (30/Elche) yang sempat merumput bersama-sama Johor Darul Ta'zim, serta semestinya Saul (Atletico/25). Karir Saul semestinya paling cemerlang. Dia sudah pernah mentas di final Liga Champions sampai bela panji timnas Spanyol, prestasi yang tidak sudah pernah digapai ayah pengin juga ke dua kakaknya.

1. Saul jadi sudah pernah jadi korban pengecaman


Saul Niguez, Sang Todocampista Sang Raksasa Inggris

Beberapa faksi menanggap kapabilitas Saul di lapangan rumput dapat jadikan ia pemain unggulan Atletico Madrid serta jadi target club raksasa Eropa itu sebagai soal wajar. Maklum, ia lahir di keluarga pesepak bola, maka dari itu mulai sejak kecil dirinya sendiri dapat mempertajam potensinya dengan support itu. Tetapi, siapa duga Saul Niguez harus mengawali karirnya dengan amat sulit. Sebelum bercahaya bersama-sama Los Colchoneros, Saul malahan ditempa oleh dua club tetangga, ialah Real Madrid serta Rayo Vallecano. Rupanya, sepanjang menimba pengetahuan di akademi Real Madrid dirinya sendiri jadi korban pengecaman. Sepanjang ada disana, begitu banyak permasalahan yang seringkali mengacau dirinya sendiri di luar perihal sepak bola. Akan tetapi, pengalamannya di di Madrid Castilla rupanya bikin Saul lebih dewasa. " Mereka merampas sepatu serta makanan saya. Mereka pula melarang saya pergi ke camp latihan club di Valdebebas sepanjang dua minggu, meski sebenarnya saya tidak lakukan apa saja. Tetapi, mereka mengirim surat pada pimpinan club mengatasnamakan saya, " kata Saul waktu diwawancara El Mundo.

2. Saul geser ke akademi Atletico Madrid waktu berumur 12 tahun

Terus didera beberapa persoalan itu membuat tidak terlampau bertumbuh serta harus tinggalkan Real Madrid, seperti karir sepak bola Saul bakal habis. Akan tetapi, hal tersebut tidak melunturkan cita-citanya untuk jadi bintang masyhur lapangan rumput. Sebaliknya, pria kelahiran Elche ini malahan punyai mental baja untuk tetap bertarung. " Saat tinggalkan Madrid, saya kenal dunia tidak bakal kiamat, " papar pemain bernomor punggung delapan itu waktu bercerita dirinya sendiri harus keluar dari Madrid. Cari pilihan lain untuk berlatih, dia lalu masuk dengan club pesaing sekotanya Atletico Madrid pas waktu usianya bergerak 12 tahun. Berlatih dalam akademi Los Colchoneros rupanya menunjang Saul untuk meningkatkan potensinya, sebab lingkungan yang nyaman sepanjang berlatih.

3. Saul sempat tidak diterima Manchester United serta Everton

Lima tahun kerja kerasnya di Atletico Madrid pada akhirnya mulai membawa hasil. Saul mulai tampil mencolok bersama-sama club junior serta kemampuan besarnya juga diakui oleh pelatih senior Los Colchoneros, Diego Simeone. Delapan tahun lalu, yang pasti pada 8 Maret 2012, Saul Niguez mendapat peluang langka untuk mengawali kiprah profesional pertamanya. Tak main-main, dia bisa mentas di tempat Liga Europa serta bawa Atletico menumpas wakil Turki, Besiktas 3-1 waktu usianya baru beranjak 17 tahun 108 hari. Rupanya, penampilannya itu tidak serentak bikin Saul dapat tampil reguler bersama-sama Atletico. Dia persoalan tembus scuad pokok yang diracik pelatih berasal dari Argentina itu. Bahkan juga, dia harus ikhlas terlempar dari club pokok untuk cari club baru. Kemungkinan tidak banyak yang ketahui bila Saul sudah pernah tidak diterima club-club Premier League saat belia. Saat berumur 18 tahun, pemain berpaspor Spanyol ini sempat di tolak Everton. Bahkan juga, jurnalis Spanyol, Guillem Balague, mengaku bila Manchester United yang sekarang mengincarnya sempat menampik layanan Saul waktu berumur muda.

4. Saul sempat dipinjamkan ke Rayo Vallecano

Pada 2013/14 pada akhirnya dia harus ikhlas dipinjamkan ke Rayo Vallecano. Pengalaman sekolah di Vallecano balik menempa mental baja Saul Niguez. Ia dikasih banyak keyakinan oleh Paco Jimenez, yang notabene sebagai juru racik waktu itu memercayainya untuk tampil di berbagai tempat, dimulai dari gelandang atau bek tengah. Meskipun sukses bersama-sama Vallecano, Saul harus gigit jari dikarenakan tidak berubah menjadi sisi dari scuad Atletico Madrid yang melesat ke final Liga Champions 2013/2014. Tidak cuman masih juga dalam saat peminjaman, dia harus akhiri musim di ruangan operasi sebab permasalahan ginjal serta dilarang berpergian gunakan pesawat.

5. Saul Niguez sempat jadi pirsawan waktu final Liga Champions 2013/2014


Tetapi, hal tersebut tidak membuat surut tujuannya untuk lihat koleganya bertarung bersama-sama Atletico Madrid menentang Real Madrid di Lisabon, Portugal. Dia harus meniti jarak cukup jauh, ialah 630 km. untuk sampai ke Estadio da Luz bersama-sama kedua-duanya orangtua, Boria serta Pilar, dan sang kekasih Yaiza. Saul Niguez cuma punyai dua ticket kompetisi, untuk dianya dan Yaiza. Mujur, sebentar mendekati pertandingan, dia sukses mendapat ticket untuk orang tuanya, walau mereka berdua harus ada di tribun berlainan. Dua tahun berlalu, Atletico kembali bentrokan dengan Real Madrid di final Liga Champions. Tetapi, pada final edisi 2015/16 yang dihelat di San Siro, Milan, Saul tidak hadir jadi pirsawan, tapi pemain. Bahkan juga, Saul masuk dalam skema starting eleven Atletico. Roda hidup berputar-putar demikian cepat buat Saul. Tidak sukses dalam final Liga Champions tidak membuat letih. Balik dia terus bertumbuh serta bawa Atletico Madrid sukses bikin Liverpool terlempar dari fase 16 besar Liga Champions 2019/2020. Hal tersebut tidak terlepas dari mental baja Saul yang membuat punyai kapabilitas makin lebih komplet.

6. Saul dapat isi semua tempat di barisan sentra

Di bawah instruksi Simeone, Saul memang tampil oke waktu dicoba jadi bek tengah, gelandang sentra, serta sayap. Simeone sempat berujar bila Saul punyai semua kriteria menjadi satu diantaranya gelandang paling baik dunia. Menurutnya, pemain itu dapat tembak, mengoper, punya irama, serta main dengan otaknya. Lumrah bila sekarang ini dia disebut " todocampista " alias pemain yang bisa isi semua tempat di barisan sentra. Penampilannya dari waktu ke waktu terus bertumbuh. Akan tetapi, kata Saul, hal tersebut tidak terlepas Atletico Madrid hingga selanjutnya disasar banyak club Eropa. Walhasil, dia merasakan beberapa perihal yang udah di kerjakan club yang membesarkannya itu serta baginya pesaing Real Madrid itu merupakan segala hal. " Buat saya, Atletico tidak sekedar emblem. Club ini merupakan masalah nilai serta falsafah hidup : kerendahan hati, usaha giat, pengorbanan, kesatuan, serta kerja sama club, " kata Saul, meskipun hal tersebut tidak menanggung dirinya sendiri akan terus bertahan. Denyut serta napas sepak bola sudah melintasi batas tinggalkan jauh orbitnya, gelontoran uang dapat bikin club-nya ikhlas melepas Saul Niguez ke Manchester United, Manchester City, atau Barcelona. Tetapi, sebelum itu, " todocampista " yang punyai mental baja ini punyai kesempatan bawa Atletico mendapatkan prestasi paling tinggi dahulu baik di LaLiga atau Liga Champions 2019/2020.

1 view0 comments
bottom of page